Business intelligence,
biasa disebut BI adalah teknologi yang menggunakan komputer yang berguna untuk
mencari, menggali, dan menganalisis informasi dari data bisnis misalnya hasil
penjualan suatu produk atau pendapatan/pengeluaran salah satu anak perusahaan.
Terdapat berbagai definisi dari Business Intelligence (BI).
Menurut Wikipedia, Business
Intelligence adalah sekumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data
mentah menjadi informasi yang berguna dan bermakna untuk tujuan analisis
bisnis. Teknologi BI dapat menangani data yang tak terstruktur dalam jumlah
yang sangat besar untuk membantu mengidentifikasi, mengembangkan, dan selain
itu membuat kesempatan strategi bisnis yang baru. Tujuan dari BI yaitu untuk
memudahkan interpretasi dari jumlah data yang besar tersebut. Mengidentifikasi
kesempatan yang baru dan mengimplementasikan suatu strategi yang efektif
berdasarkan wawasan dapat menyediakan bisnis suatu keuntungan pasar yang
kompetitif dan stabilitas jangka panjang.
Pengertian lain dari Business
Intelligence yaitu menurut Klepic
didefinisikan sebagai kegiatan pencapaian berkelanjutan dari sekelompok
tindakan terkoordinasi yang terukur dan kegiatan mengidentifikasi kebutuhan
kecerdasan yang dibutuhkan, etika dan hukum dari data bisnis dan informasi
mengenai lingkungan eksternal, evaluasi, penyimpanan dan analisis data bisnis
dan informasi, distribusi kecerdasan untuk para pembuat keputusan, dan
perlindungan bagi mereka.
Dibawah ini ada beberapa pengertian dari
beberapa Pendapat Ahli :
1. Secara umum Business Intelligence
(BI) merupakan sebuah proses untuk melakukan ekstraksi data-data operasional
perusahaan dan mengumpulkannya dalam sebuah data warehouse yang selanjutnya
diproses menggunakan berbagai analisis statistik dalam proses data mining,
sehingga didapat berbagai kecenderungan atau pattern dari data (Choirul, 2006).
Business Intelligence adalah rangkaian
aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan
menyuguhkan akses data untuk membantu petinggi perusahaan dalam pengambilan
keputusan (Stevans, 2008).
2. Business Intelligence (BI) merupakan
representasi dari aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisa dan menyediakan akses terhadap data untuk membantu user dalam suatu
perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih baik (Nirwasita,2008).
Ada pun tujuan dari BI yaitu untuk memudahkan interpretasi dari jumlah data
yang besar tersebut. Mengidentifikasi kesempatan yang baru dan
mengimplementasikan suatu strategi yang efektif berdasarkan wawasan dapat
menyediakan bisnis suatu keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas jangka
panjang.
BI menggunakan Data Warehouse untuk
mengelola data-datanya dalam jumlah besar dan kemudian data tersebut dapat
dimining.
Namun tidak semua BI menggunakan Data Warehouse dalam mengelola
data-datanya. Artinya tidak semua BI membutuhkan Data Warehouse dalam mengelola
data-datanya.
Hasil keluaran dari teknologi BI dapat
berupa tampilan lampau dari operasi bisnis, juga tampilan operasi bisnis saat
ini, atau juga prediksi untuk operasi bisnis di masa depan. Fungsi umum yang
biasa terdapat pada BI adalah reporting, online analytical processing,
analytics, data mining, business performance management, benchmarking, text
mining, dan predictive analytics.
Lalu apakah hubungan antara BI , Manager dan
pembuat keputusan ?
pengaruh kuat dalam
organisasi dan harus berhubungan baik dalam organisasi.
Ideal bila pendukung
bisnis menuntut tetapi juga harus mampu bersikap realistik dan suportif jika
implementasi menghadapi keterlambatan atau kekurangan. Sokongan manajemen juga
harus mampu mengasumsikan akuntabilitas dan bertanggung jawab terhadap
kegagalan dan kemunduran dari proyek. Dukungan dari berbagai anggota manajemen
memastikan proyek tidak gagal jika salah seorang keluar dari grup utama. Namun,
banyaknya manajer yang bekerja sama dalam proyek bisa juga berarti akan adanya
kepentingan berbeda yang mencoba menarik proyek ke arah yang berbeda, seperti
jika suatu departemen menginginkan pengaruh penggunaan yang lebih kuat pada
sisinya. Masalah ini bisa diatasi dengan analisis yang spesifik dari awal
terhadap wilayah bisnis yang menguntungkan implementasi kesemuanya. Semua
pemegang saham dalam proyek harus berpartisipasi dalam analisis dengan tujuan
supaya mereka merasakan kepemilikan dari proyek dan untuk menemukan kesamaan.
Perusahaan yang
mengimplementasikan IB biasanya organisasi yang besar dan multinasional dengan
cabang yang beragam. Solusi IB
yang dirancang baik menyediakan pandangan konsolidasi dari kunci data bisnis
yang tidak ada di tempat lainnya di dalam organisasi, memberikan manajemen
visibilitas dan kontrol terhadap pengukuran yang sebelumnya tidak ada.
Tujuan utama dari business intelligence adalah membantu
manajer mengambil keputusan dengan bijaksana berdasarkan data bisnis saat ini.
Contohnya : Manajer
pada suatu swalayan ingin mengetahui dan menganalisa produk yang sering terjual
pada bulan tertentu, maka BI disini berperan sebagai penyedia data dimana
nantinya BI akan menampilkan data sesuai dengan perkiraan, sehingga dapat
membantu dalam pengambilan keputusan apakah produk tersebut ingin diperbanyak
stoknya atau tidak.
Sebagai tambahan dari yang di atas, inteligensi bisnis bisa menyediakan
pendekatan pro-aktif, seperti fungsi peringatan yang secara langsung
mengingatkan pengguna jika suatu kondisi tertentu tercapai. Sebagai contohnya,
jika suatu metrik bisnis melampaui batas yang telah ditentukan, metrik tersebut
akan diwarnai dalam laporan standar, dan ahli analis bisnis diperingatkan lewat
email atau layanan pengawasan lainnya. Proses ini membutuhkan pengaturan data,
yang seharusnya ditangani oleh ahlinya
Sangatlah penting bahwa
personil yang berpartisipasi dalam proyek memiliki visi dan ide tentang
keuntungan dan kerugian dari implementasi sistem IB. Dukungan bisnis yang baik
harus memiliki pengaruh kuat dalam organisasi dan harus berhubungan baik dalam
organisasi. Ideal bila pendukung bisnis menuntut tetapi juga harus mampu
bersikap realistik dan suportif jika implementasi menghadapi keterlambatan atau
kekurangan. Sokongan manajemen juga harus mampu mengasumsikan akuntabilitas dan
bertanggung jawab terhadap kegagalan dan kemunduran dari proyek. Dukungan dari
berbagai anggota manajemen memastikan proyek tidak gagal jika salah seorang
keluar dari grup utama.
Namun, banyaknya manajer yang bekerja sama dalam proyek
bisa juga berarti akan adanya kepentingan berbeda yang mencoba menarik proyek
ke arah yang berbeda, seperti jika suatu departemen menginginkan pengaruh
penggunaan yang lebih kuat pada sisinya. Masalah ini bisa diatasi dengan
analisis yang spesifik dari awal terhadap wilayah bisnis yang menguntungkan
implementasi kesemuanya. Semua pemegang saham dalam proyek harus berpartisipasi
dalam analisis dengan tujuan supaya mereka merasakan kepemilikan dari proyek
dan untuk menemukan kesamaan.
Konsep dari business
intelligence menekankan pada 5 pendayagunaan informasi yang digunakan
untuk kerperluan bisnis[1]. 5 Pendayagunaan tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Data
sourcing
Dalam hal ini Business intelligence memiliki kemampuan
untuk dapat mengakses berbagai sumber data dan informasi yang berada pada
sejumlah sumber yang berbeda dimana pada setiap sumber memliki format
penyimpanan data yang berbeda pula.
2. Data analysis
Dalam hal ini intelligence memiliki kemampuan untuk dapat menganalisis data yang didapatkan dari aktivitas perusahaan dan informasi dari perusahaan sehingga dapat dijadikan sebuah pengetahuan yang kelak dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Dalam hal ini intelligence memiliki kemampuan untuk dapat menganalisis data yang didapatkan dari aktivitas perusahaan dan informasi dari perusahaan sehingga dapat dijadikan sebuah pengetahuan yang kelak dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Situation
awareness
Dalam hal ini Business Intelligence memiliki
kemampuan untuk dapat menyediakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk
mencari dan memberikan data serta informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan
ketika perusahaan menghadapi kejadian darurat atau terdesak.
4. Risk
analysis
Dalam hal ini Business Intelligence memiliki
kemampuan untuk dapat memberikan perhitungan resiko yang akan dihadapi
perusahaan terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi akibat dari
pilihan-pilihan tertentu yang diambil oleh perusahaan.
5. Decision
support
Dalam hal ini Business Intelligence memiliki
kemampuan untuk dapat memberikan pertimbangan- pertimbangan yang dapat
digunakan untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan yang dapat
menghasilkan keputusan-keputusan yang berkualitas yang diambil berdasarkan
berbagai perhitungan dan pengolahan terhadap data atau informasi baik internal
maupun eksternal yang dimiliki oleh perusahaan.
TAHAP PENGEMBANGAN DENGAN BI
Pengembangan Business intelligence terdiri dari 16 tahap yang terbagi menjadi 6 bagian yaitu justification, planning, business analysis, design, construction, dan deployment. Tahap tersebut dapat dilihat dari gambar 1 berikut ini:
Banyak tools yang
dapat digunakan dalam pengembangan Business Intelligence, salah
satunya adalah dengan SQL server 2005. SQL server 2005 terdiri dari integration services, analysis services,
dan reporting services.
·
SQL Server Integartion Services (SSIS)
Adalah tools yang digunakan untuk menjalankan proses ETL ( Extract, Transform, Loading). Dalam proses ETL akan dilakukan proses extractyang akan digunakan mengumpulkan data dari berbagai sumber, kemudian juga terjadi transaksi transform yang akan digunakan untuk proses pembersihan data, dan proses loading yaitu proses penyimpanan data ke database datawarehouse.
Adalah tools yang digunakan untuk menjalankan proses ETL ( Extract, Transform, Loading). Dalam proses ETL akan dilakukan proses extractyang akan digunakan mengumpulkan data dari berbagai sumber, kemudian juga terjadi transaksi transform yang akan digunakan untuk proses pembersihan data, dan proses loading yaitu proses penyimpanan data ke database datawarehouse.
·
SQL Server Analysis Services (SSAS)
Dari proses ETL maka proses akan dilanjutkan dengan proses penyajian data dan analisis data. SSAS adalah teknologi yang dapat digunakan untuk menangani data mining dan OLAP. Proses OLAP dilakukan berupa viewing data dengan membuat multidimensional expression(MDX) , datamining extensin (DMX), dan XML untuk analisis[5][8]. Pembangunan OLAP dilakukan dengan Business Intelligence development studio(BDIS) yang akan digunakan untuk membantu komponen utama dari proses analysis service[8].
Dari proses ETL maka proses akan dilanjutkan dengan proses penyajian data dan analisis data. SSAS adalah teknologi yang dapat digunakan untuk menangani data mining dan OLAP. Proses OLAP dilakukan berupa viewing data dengan membuat multidimensional expression(MDX) , datamining extensin (DMX), dan XML untuk analisis[5][8]. Pembangunan OLAP dilakukan dengan Business Intelligence development studio(BDIS) yang akan digunakan untuk membantu komponen utama dari proses analysis service[8].
·
SQL Server Repporting Services (SSRS)
SSRS adalah sebuah platform laporan berbasis server yang digunakan untuk menyediakan fungsionalitas pembuatan laporan dari berbagai sumber data. SSRS memberikan fasilitas untuk membuat laporan, mengatur dan mengirim laporan, memudahkan pengguna untuk mengintegrasikan laporan dengan berbagai pengaturan[8]. Pada intinya, SSRS merupakan sebuah fitur yang dapat digunakan untuk menampilkan data dari database.
SSRS adalah sebuah platform laporan berbasis server yang digunakan untuk menyediakan fungsionalitas pembuatan laporan dari berbagai sumber data. SSRS memberikan fasilitas untuk membuat laporan, mengatur dan mengirim laporan, memudahkan pengguna untuk mengintegrasikan laporan dengan berbagai pengaturan[8]. Pada intinya, SSRS merupakan sebuah fitur yang dapat digunakan untuk menampilkan data dari database.
Sumber Referensi
https://supartod.wordpress.com/category/tulisan-mahasiswa/business-intelligence/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar