CERPEN : CINTA YANG KANDAS
Sore hari tampak sudah langit berwarna jingga,
aku yang berdiri sendiri dipinggiran sawah terlihatlah sosok wanita berparas
cantik jelita wajahnya manis membuat lingkungan sekitarnya pun menjadi berseri.
Entahlah apa yang kurasakan saat ini, Entah itu cinta ataukah hanya kagum
semata terhadap kecantikan dirinya yang pasti mataku tak dapat terlepas dari
dirinya. Tiba –tiba saja dia menghampiriku sungguh hal ini tak pernah ku sangka
lalu dia datang menyapaku.
“maaf
sebelumnya, mas sedang apa disini ?”
“ehmm
oh iya ! maaf..ada apa yah ?” jawabku sedikit kaget
“iya
tidak apa-apa, tadi saya hanya bertanya mas sedang apa disini..karena saya dari
tadi melihat mas melamun saja”
“oh
tidak apa-apa saya hanya melihat pemandangan sekitar sini dan melihat semua
hasil kerja kerasku disini” jawabku
“wah
semua ini hasil kerja keras mas ! hebat sekali. Saya jadi malu sendiri tidak
bisa berbuat apa-apa”
“memangnya
apa pekerjaan sehari-hari kamu ?”
“yah
begitulah hanya termenung, melamun dan tak tau harus berbuat apa” jawabnya
dengan wajah sedikit sedih
“oh
begitu, bagaimana kalau kamu bekerja sama bersama saya saja untuk mengurus
ladang ini. Tapi kalau kamu tidak mau juga gak apa apa”
“Ohhhh
! tentu saja saya mau mas…malahan saya hari ini bagaikan ketimpa batu
keberuntungan” jawabnya dengan penuh semangat, terlihat jelas senyumnya yang
manis
“baiklah
kalau begitu besok kita mulai bekerja bersama-sama yah. Namamu siapa ?”
“oh
iya maaf yah mas saya lupa memberitahu nama saya. Nama saya ayu, nama mas ?”
“nama
saya lanang”
“Ehmm
senang rasanya bisa mengenal mas”
“saya
juga ayu” jawabku dengan melemparkan senyumku kepadanya
“mas
lanang , ayu mau pulang dulu yah sudah sore. Nanti takutnya ibu mencari ayu”
“ya
sudah pulanglah, apakah mau saya antar kamu sampai ke rumah ?”
“oh
tidak perlu mas, terima kasih”
Haripun
menjelang malam, aku pun pulang menuju kerumahku dan ketika aku telah sampai
dirumah..aku duduk dikursi bergoyang yang merupakan kursi kesayanganku. Ketika aku
sudah duduk entah mengapa pikiranku jadi membayangkan wajah si ayu terus tanpa
henti. Jujur saja baru kali ini aku merasakan perasaan seperti ini.
“apa
aku telah jatuh cinta kepada ayu ?” pertanyaan ini membuatku tertidur pulas
hingga pagi, ayam pun berkokok menghiasi bangun pagiku.
Aku
pun mulai berbenah diri dan menata rambutku yang merupakan kebiasaan ku setiap
hari
“hhmm
hari ini aku harus terlihat setampan mungkin didepan ayu” sambil melirik
kekanan dan kekiri.
“ohh
Tuhan rasanya aku tidak sabar lagi ingin bertemu ayu” sambil manatap kaca
didepanku dengan malu.
Entah
mengapa aku merasakan berkat ayu aku jadi rajin untuk bangun pagi dan ke
ladang.
Rasanya
hari ini bagaikan pelangi yang berupa banyak warna, saat sesampai aku diladang
aku melihat wajah cantik ayu telah menghiasi ladangku. Terlihat ayu sedang
duduk sambil menungguku, meskipun jujur aku merasa terlalu yakin sekali
“ayu”
sapaku
“iya
mas , mask ok lama sekali ke ladang”
“maafin
saya yah ayu”
“ayolah
mas kita mulai bekerja saja” katanya dengan semangat
“iya”
jawabku dengan berpikir mengapa wanita ini sungguh rajin
Setelah
beberapa lama kemudian ladang pun selesai dibereskan. Dan kami berdua pun duduk
dibawah pohon yang rindang, lalu kami pun saling mengobrol.
“ayu,
bolehkah aku bertanya ?”
‘boleh
mas, mas mau nanya apa ?”
“wanita
secantik kamu pasti sudah mempunyai kekasih yah ? memangnya kekasih kamu tidak
marah kamu disini”
“hahaha,
tentu saja tidak mas, saya kan belum punya kekasih mas lagi pula saya belum
cukup cantik” jawabnya dengan tertawa dan bercanda
“ohh
kamu belum punya kekasih, siapa bilang kamu tidak cantik bagiku kamu itu udah
kaya bidadari dari surga” jawabku dengan tersenyum
“mas,
wanita itu tidak harus cantik dari parasnya saja tapi dari hati dan sikapnya
juga”
“wahh
kamu sungguh benar-benar seorang bidadari”
“kamu
serius tidak sih belum punya pacar yu” tanyaku dengan heran
“serius
lah mas, bagiku itu tiada lelaki yang setia dan baik kecuali mas lanang”
“maksudmu
??” jawabku dengan sedikit kaget
“yah
biarkan saja mas yang mengetahuinya sendiri”
Aku
benar-benar merasakan kebingungan yang luar biasa setelah mendengarkan
perkataan dari ayu.
“
Apakah ayu juga mempunyai rasa yang sama sepertiku ?”
“
apa aku sekarang sedang dalam dunia mimpi ?”
Saat
aku berjalan sendiri aku tak sengaja melewati tempat yang banyak sekali
dipenuhi tanaman bunga ada banyak macam bunga ada mawar, melati, anggrek dan
salah satu bunga yang sangat menarik perhatianku yaitu “kamboja”
Lalu
kupetik satu tangkai bunga kamboja..ku kembali berjalan dan tiba-tiba saja ada ayu
lalu dia pun menyapaku.
“mas
lanang dari mana saja ?”
Tanpa
banyak bicara langsung kuberikan bunga itu kepadanya.
“ambillah
bunga ini”
“mas
lanang, kenapa kamu memberikan aku bunga ini mas ?” tanyanya dengan heran
“ambil
saja bunga ini’
“Iyah
aku bingung saja kenapa kamu memberikan bunga ini, bunga ini kan bunga….”
“stop,
bunga ini memang bukan bunga mawar tetapi bunga ini mengartikan cintaku padamu
itu sampai akhir hayatku’
Ayu
tersenyum dan sepertinya dia mengerti maksud lanang memberikan bunga ini.
“ayu..apakah
kamu mau menjadi wanita yang akan mengisi hari-hariku ?” Tanya lanang sambil
menatap
mata ayu yang terlihat matanya sudah berkaca-kaca
“mas
lanang…apakah kamu mau menjadi lelaki yang akan memperindah hidupku ?”
“tentu
saja aku mau” jawab lanang
“aku
juga bersedia menjadi wanita yang akan selalu berusaha untuk membahagiakanmu
mas”
“maka
terimalah bunga ini sebagai pertanda bahwa kamu telah menerimaku ayu” menatap
mata ayu dengan sungguh-sungguh
“iya
mas” ayu mengambil bunga itu dan langsung memeluk lanang dengan erat.
Keesokan
harinya hari masih pagi aku pergi menemui ayu dengan perasaan yang gembira
sekali
Terlihat
ayu sedang melamun seperti orang yang lagi memikirkan sesuatu.
“ayu..!
aku punya berita bagus untuk kamu sayang !”
“apa
mas ?” jawab ayu
Ku
melihat dimata ayu tak ada sedikit pun rasa kegembiraan ditatapannya
“ayah
dan ibuku telah menyetujui hubungan kita dan kita dapat segara menikah !”
“oh
yha..tapi mas lanang” tatapannya perlahan-lahan menghilang dariku
“kenapa
!?!”
“maafkan
aku mas, aku tahu aku salah, tapi sejujurnya tidak ada sedikitpun terpikir hal
ini dalam hatiku mas” jawab ayu yang sudah terlihat mengeluarkan air mata
‘lalu
memangnya ada apa ayu ? beri tahu aku ? jangan membuat aku gelisah seperti ini ”
tanyaku dengan penasaran
“ibuku
mas ibuku”ucapnya
“ibumu
kenapa ?”tanyaku
“ibuku
telah menjodohkanku dengan juragan ayam sunarso”
Aku
sungguh tak tahan melihat ayu yang air matanya sudah seperi air terjun yang
terus mengalir ke melewati pipinya lalu ke tanah.
“ayu”
jawabku sambil menghapus air mata dipipinya
“kamu
harus bisa menghadapi semua ini mungkin ini takdir kita” kata ku
“maksudmu
mas ? aku tidak mau berpisah dengan mu mas”
“iya
aku tahu ayu…aku pun tak dapat memaksakan kehendakku, mungkin Tuhan belum setuju
dengan hubungan kita. Sehingga harus berakhir seperti ini”
“tidak
mas, aku tidak mau mas” jawabnya sambil nangis tersedu-sedu
“ayu,
percayalah padaku jika memang kau jodohku dan tulang rusukku. Apa pun yang
terjadi kita pasti akan tetap bisa bersama” kataku untuk menenangkan ayu
“tapi
mas lanang”
“percayalah
ayu, meskipun kamu tidak menjadi milikku aku akan tetap setia menjaga kamu
selalu”
“lalu
aku harus bagaimana mas ?”
“ikutilah
perkataan ibumu dan keinginannya karena aku yakin seorang ibu pasti
menginginkan anaknya bahagia”
“baiklah
mas lanang, tapi satu yang harus mas tau jiwa dan ragaku tetap mencintai mas dan
mas lanang tetaplah lelaki yang pernah membuat ku jatuh cinta” kata ayu sambil
pergi meninggalkan tempat itu.
Lalu
aku pun berusaha meninggalkan ayu meskipun berat itulah keputusanku tapi satu
kata kukirimkan untuk ayu semoga kau bahagia “karena kebahagiaanmu merupakan
kebahagiaanku”
Fibriyanti
Jakarta,
20 desember 2014