Jumat, 26 Desember 2014

PERSAHABATAN YANG ABADI

Suatu  pagi yang masih dipenuhi embun pagi aku berjalan sendiri sambil bergumam sendiri
“ahh..mengapa aku selalu sendiri !” dengan menendang sebuah kaleng didepanku.
“apakah di dunia ini tiada yang mau berteman denganku ?” tanyaku dengan muka geram
Lalu tiba-tiba saja ada seseorang yang memegang pundakku  dan bertanya
“hai, siapa bilang kamu tidak punya teman ? aku temanmu” dengan senyuman yang punya arti.
“siapa kau ?” tanyaku dengan cetus
“untuk apa kau disini, pasti kau ingin mengejekku ?” ucapku kesal
“hmm…kamu jangan berburuk sangka dulu donk aku nggak ngejek kamu kok.aku hanya ingin jadi  temanmu” jawabnya dengan senyum lebar
Aku hanya berdiam dan tidak menanggapinya, aku pergi meninggikan tanpa sepatah kata pun. Lalu aku ketempat biasa tempatku menggalau kesendirianku tepat didepanku satu danau yang sangat mengerti akan perasaanku. Aku selalu merasa danau menjadi tempat curhatan hatiku sekaligus teman setiaku.
“danau, aku sedih aku selalu saja merasa mengapa aku terlahirkan sendirian. Aku tidak memiliki teman, selalu saja diasingkan. Danau kau satu-satunya temanku yang paling baik yang selalu siap memberikan aku tempat untuk mengutarakan semua isi hatiku” sambil ku tatap danau di depanku.
Lalu aku berjalan mendekati danau itu lalu aku perlahan-lahan memasukkan kakiku kedalam danau . tanpaku sadari ada satu orang yang menarikku dari belakang.
“hey, kau kenapa menarikku !”
“kamu sendiri mau ngapain ? kamu mau bunuh diri ya ?” tanyanya dengan wajah setengah pucat
“untung dari tadi aku mengikutimu terus”katanya sambil menghapus keringat diwajahnya
“kau tidak perlu sok peduli terhadapku ! aku ingin tinggal bersama dengan temanku !”
“kamu sudah gila yah mana ada temanmu di danau, kamu harus sadar sesungguhnya bukan karena orang yang berada di seluruh di dunia ini tidak mau berteman dengamu tapi dirimulah yang tidak mau berteman dengan mereka” jawabnya dengan nada kesal
“hiks..hiks.. huhuhu” kujatuhkan diriku ke tanah.
“aku bodoh” ucapku dengan menjatuhkan air mataku.
“sudahlah kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri” katanya sambil memegang pundakku
“maafkan aku yah sahabatku” kataku sambil menghapus air mataku sendiri
“iya aku sudah memaafkan kamu kok, memangnya kamu menganggap aku sahabatmu sekarang ?”tanyanya sambil mengernyitkan dahinya.
“iya kau adalah sahabatku sekarang dan selamanya  yaitu sahabat abadiku” kataku sambil senyum.
“terima kasih kau sudah menganggapku sahabatmu” katanya sambil memelukku.

Begitulah perjalanan hidupku didalam hidupku baru kali ini kutemukan sahabat seperti dia. Meskipun kami baru saling mengenal tiada yang dapat memungkiri kami dapat menjadi sahabat.

“sahabat itu adalah orang yang selalu senantiasa bersama kita dalam keadaan apapun”
“sahabat juga selalu berusaha agardapat membahagiakan kita karena dia tidak ingin kita sedih”

“kriteria untuk menjadi seorang sahabat tidak harus karena perkenalan yang lama karena seorang sahabat sejati tidak harus menunggu waktu lama untuk menjadi sahabat kita”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar