Sabtu, 20 Desember 2014

CERPEN : CINTA YANG KANDAS
Sore hari tampak sudah langit berwarna jingga, aku yang berdiri sendiri dipinggiran sawah terlihatlah sosok wanita berparas cantik jelita wajahnya manis membuat lingkungan sekitarnya pun menjadi berseri. Entahlah apa yang kurasakan saat ini, Entah itu cinta ataukah hanya kagum semata terhadap kecantikan dirinya yang pasti mataku tak dapat terlepas dari dirinya. Tiba –tiba saja dia menghampiriku sungguh hal ini tak pernah ku sangka lalu dia datang menyapaku.
“maaf sebelumnya, mas sedang apa disini ?”
“ehmm oh iya ! maaf..ada apa yah ?” jawabku sedikit kaget
“iya tidak apa-apa, tadi saya hanya bertanya mas sedang apa disini..karena saya dari tadi melihat mas melamun saja”
“oh tidak apa-apa saya hanya melihat pemandangan sekitar sini dan melihat semua hasil kerja kerasku disini” jawabku
“wah semua ini hasil kerja keras mas ! hebat sekali. Saya jadi malu sendiri tidak bisa berbuat apa-apa”
“memangnya apa pekerjaan sehari-hari kamu ?”
“yah begitulah hanya termenung, melamun dan tak tau harus berbuat apa” jawabnya dengan wajah sedikit sedih
“oh begitu, bagaimana kalau kamu bekerja sama bersama saya saja untuk mengurus ladang ini. Tapi kalau kamu tidak mau juga gak apa apa”
“Ohhhh ! tentu saja saya mau mas…malahan saya hari ini bagaikan ketimpa batu keberuntungan” jawabnya dengan penuh semangat, terlihat jelas senyumnya yang manis
“baiklah kalau begitu besok kita mulai bekerja bersama-sama yah. Namamu siapa ?”
“oh iya maaf yah mas saya lupa memberitahu nama saya. Nama saya ayu, nama mas ?”
“nama saya lanang”
“Ehmm senang rasanya bisa mengenal mas”
“saya juga ayu” jawabku dengan melemparkan senyumku kepadanya
“mas lanang , ayu mau pulang dulu yah sudah sore. Nanti takutnya ibu mencari ayu”
“ya sudah pulanglah, apakah mau saya antar kamu sampai ke rumah ?”
“oh tidak perlu mas, terima kasih”

Haripun menjelang malam, aku pun pulang menuju kerumahku dan ketika aku telah sampai dirumah..aku duduk dikursi bergoyang yang merupakan kursi kesayanganku. Ketika aku sudah duduk entah mengapa pikiranku jadi membayangkan wajah si ayu terus tanpa henti. Jujur saja baru kali ini aku merasakan perasaan seperti ini.
“apa aku telah jatuh cinta kepada ayu ?” pertanyaan ini membuatku tertidur pulas hingga pagi, ayam pun berkokok menghiasi bangun pagiku.
Aku pun mulai berbenah diri dan menata rambutku yang merupakan kebiasaan ku setiap hari
“hhmm hari ini aku harus terlihat setampan mungkin didepan ayu” sambil melirik kekanan dan kekiri.
“ohh Tuhan rasanya aku tidak sabar lagi ingin bertemu ayu” sambil manatap kaca didepanku dengan malu.
Entah mengapa aku merasakan berkat ayu aku jadi rajin untuk bangun pagi dan ke ladang.
Rasanya hari ini bagaikan pelangi yang berupa banyak warna, saat sesampai aku diladang aku melihat wajah cantik ayu telah menghiasi ladangku. Terlihat ayu sedang duduk sambil menungguku, meskipun jujur aku merasa terlalu yakin sekali
“ayu” sapaku
“iya mas , mask ok lama sekali ke ladang”
“maafin saya yah ayu”
“ayolah mas kita mulai bekerja saja” katanya dengan semangat
“iya” jawabku dengan berpikir mengapa wanita ini sungguh rajin

Setelah beberapa lama kemudian ladang pun selesai dibereskan. Dan kami berdua pun duduk dibawah pohon yang rindang, lalu kami pun saling mengobrol.
“ayu, bolehkah aku bertanya ?”
‘boleh mas, mas mau nanya apa ?”
“wanita secantik kamu pasti sudah mempunyai kekasih yah ? memangnya kekasih kamu tidak marah kamu disini”
“hahaha, tentu saja tidak mas, saya kan belum punya kekasih mas lagi pula saya belum cukup cantik” jawabnya dengan tertawa dan bercanda
“ohh kamu belum punya kekasih, siapa bilang kamu tidak cantik bagiku kamu itu udah kaya bidadari dari surga” jawabku dengan tersenyum
“mas, wanita itu tidak harus cantik dari parasnya saja tapi dari hati dan sikapnya juga”
“wahh kamu sungguh benar-benar seorang bidadari”
“kamu serius tidak sih belum punya pacar yu” tanyaku dengan heran
“serius lah mas, bagiku itu tiada lelaki yang setia dan baik kecuali mas lanang”
“maksudmu ??” jawabku dengan sedikit kaget
“yah biarkan saja mas yang mengetahuinya sendiri”

Aku benar-benar merasakan kebingungan yang luar biasa setelah mendengarkan perkataan dari ayu.
“ Apakah ayu juga mempunyai rasa yang sama sepertiku ?”
“ apa aku sekarang sedang dalam dunia mimpi ?”
Saat aku berjalan sendiri aku tak sengaja melewati tempat yang banyak sekali dipenuhi tanaman bunga ada banyak macam bunga ada mawar, melati, anggrek dan salah satu bunga yang sangat menarik perhatianku yaitu “kamboja”
Lalu kupetik satu tangkai bunga kamboja..ku kembali berjalan dan tiba-tiba saja ada ayu lalu dia pun menyapaku.

“mas lanang dari mana saja ?”
Tanpa banyak bicara langsung kuberikan bunga itu kepadanya.
“ambillah bunga ini”
“mas lanang, kenapa kamu memberikan aku bunga ini mas ?” tanyanya dengan heran
“ambil saja bunga ini’
“Iyah aku bingung saja kenapa kamu memberikan bunga ini, bunga ini kan bunga….”
“stop, bunga ini memang bukan bunga mawar tetapi bunga ini mengartikan cintaku padamu itu sampai akhir hayatku’
Ayu tersenyum dan sepertinya dia mengerti maksud lanang memberikan bunga ini.
“ayu..apakah kamu mau menjadi wanita yang akan mengisi hari-hariku ?” Tanya lanang sambil
menatap mata ayu yang terlihat matanya sudah berkaca-kaca
“mas lanang…apakah kamu mau menjadi lelaki yang akan memperindah hidupku ?”
“tentu saja aku mau” jawab lanang
“aku juga bersedia menjadi wanita yang akan selalu berusaha untuk membahagiakanmu mas”
“maka terimalah bunga ini sebagai pertanda bahwa kamu telah menerimaku ayu” menatap mata ayu dengan sungguh-sungguh
“iya mas” ayu mengambil bunga itu dan langsung memeluk lanang dengan erat.

Keesokan harinya hari masih pagi aku pergi menemui ayu dengan perasaan yang gembira sekali
Terlihat ayu sedang melamun seperti orang yang lagi memikirkan sesuatu.
“ayu..! aku punya berita bagus untuk kamu sayang !”
“apa mas ?” jawab ayu
Ku melihat dimata ayu tak ada sedikit pun rasa kegembiraan ditatapannya
“ayah dan ibuku telah menyetujui hubungan kita dan kita dapat segara menikah !”
“oh yha..tapi mas lanang” tatapannya perlahan-lahan menghilang dariku
“kenapa !?!”
“maafkan aku mas, aku tahu aku salah, tapi sejujurnya tidak ada sedikitpun terpikir hal ini dalam hatiku mas” jawab ayu yang sudah terlihat mengeluarkan air mata
‘lalu memangnya ada apa ayu ? beri tahu aku ? jangan membuat aku gelisah seperti ini ” tanyaku dengan penasaran
“ibuku mas ibuku”ucapnya
“ibumu kenapa ?”tanyaku
“ibuku telah menjodohkanku dengan juragan ayam sunarso”
Aku sungguh tak tahan melihat ayu yang air matanya sudah seperi air terjun yang terus mengalir ke melewati pipinya lalu ke tanah.
“ayu” jawabku sambil menghapus air mata dipipinya
“kamu harus bisa menghadapi semua ini mungkin ini takdir kita” kata ku
“maksudmu mas ? aku tidak mau berpisah dengan mu mas”
“iya aku tahu ayu…aku pun tak dapat memaksakan kehendakku, mungkin Tuhan belum setuju dengan hubungan kita. Sehingga harus berakhir seperti ini”
“tidak mas, aku tidak mau mas” jawabnya sambil nangis tersedu-sedu
“ayu, percayalah padaku jika memang kau jodohku dan tulang rusukku. Apa pun yang terjadi kita pasti akan tetap bisa bersama” kataku untuk menenangkan ayu
“tapi mas lanang”
“percayalah ayu, meskipun kamu tidak menjadi milikku aku akan tetap setia menjaga kamu selalu”
“lalu aku harus bagaimana mas ?”
“ikutilah perkataan ibumu dan keinginannya karena aku yakin seorang ibu pasti menginginkan anaknya bahagia”
“baiklah mas lanang, tapi satu yang harus mas tau jiwa dan ragaku tetap mencintai mas dan mas lanang tetaplah lelaki yang pernah membuat ku jatuh cinta” kata ayu sambil pergi meninggalkan tempat itu.

Lalu aku pun berusaha meninggalkan ayu meskipun berat itulah keputusanku tapi satu kata kukirimkan untuk ayu semoga kau bahagia “karena kebahagiaanmu merupakan kebahagiaanku”

Fibriyanti

Jakarta, 20 desember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar